Perbedaan Sistem Pembelajaran Pascasarjana S2 dan S3

13 Apr 2025  | 11x | Ditulis oleh : Admin
Google

Sistem pembelajaran pascasarjana di Indonesia terdiri dari dua tingkatan utama, yaitu S2 (Magister) dan S3 (Doktor). Meskipun keduanya merupakan jenjang pendidikan lanjut, ada perbedaan signifikan antara sistem pembelajaran pascasarjana S2 dan S3, baik dari segi tujuan, metode pembelajaran, hingga output yang diharapkan.

  • Sistem Pembelajaran Pascasarjana S2

Sistem pembelajaran pascasarjana S2 memiliki tujuan yang lebih praktis dan aplikatif. Program S2 biasanya ditempuh dalam waktu 1,5 hingga 2 tahun, tergantung pada kebijakan masing-masing universitas dan bidang studi. Dalam sistem ini, mahasiswa diharapkan untuk memperdalam pengetahuan di bidang tertentu serta mengembangkan kemampuan profesional yang relevan dengan dunia kerja.

Dalam praktiknya, sistem pembelajaran pascasarjana S2 mengedepankan metode pembelajaran yang variatif, seperti perkuliahan, diskusi, dan tugas proyek. Mahasiswa S2 sering kali diminta untuk menyelesaikan thesis atau karya ilmiah yang menjadi syarat kelulusan. Di dalam sistem ini, mahasiswa didorong untuk mendapatkan keterampilan praktis dan teoritis yang mampu diterapkan dalam konteks profesional. 

Sistem pembelajaran pascasarjana S2 juga sering kali menghadirkan praktisi langsung dari industri sebagai pengajar tamu, sehingga mahasiswa bisa mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang aplikasi ilmu pengetahuan di dunia nyata.

  • Sistem Pembelajaran Pascasarjana S3

Di sisi lain, sistem pembelajaran pascasarjana S3 memiliki fokus yang lebih pada penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Program S3 biasanya berlangsung lebih lama, sering kali sekitar 3 hingga 5 tahun, dan menuntut mahasiswa untuk melakukan riset yang mendalam serta orisinal. Tujuan utama dari pendidikan S3 adalah menghasilkan peneliti dan akademisi yang mampu berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam sistem pembelajaran pascasarjana S3, penelitian adalah komponen yang sangat dominan. Mahasiswa diharapkan untuk menghasilkan disertasi yang tidak hanya menyajikan penelitian yang ketat secara metodologis, tetapi juga memberikan kontribusi baru bagi bidang ilmunya. Oleh karena itu, mahasiswa S3 sering kali bekerja sama dengan pembimbing akademik yang berpengalaman dan terlibat dalam kegiatan riset yang relevan.

Proses pembelajaran dalam sistem S3 biasanya lebih fleksibel dibandingkan S2. Mahasiswa S3 mengatur jadwal belajar mereka sendiri dan dapat lebih leluasa dalam menerapkan metodologi penelitian yang sesuai dengan topik yang mereka teliti. Diskusi dengan pembimbing, seminar, dan kolaborasi dengan peneliti lain menjadi hal yang umum dalam sistem ini.

  • Perbedaan Sistem Pembelajaran Pascasarjana

Salah satu perbedaan mencolok antara sistem pembelajaran pascasarjana S2 dan S3 adalah tujuan dan pendekatan yang diambil. S2 lebih fokus pada penerapan teori dan penguasaan keterampilan praktis, sementara S3 lebih mengedepankan penelitian ilmiah dan kontribusi terhadap pengetahuan baru.

Dari segi kurikulum, pemrograman S2 biasanya lebih terstruktur dengan mata kuliah yang telah ditentukan, sedangkan S3 lebih bersifat mandiri dan ditentukan oleh fokus penelitian masing-masing mahasiswa. Dalam hal evaluasi, lulusan S2 sering kali dinilai berdasarkan tugas akhir atau thesis, sedangkan untuk S3, evaluasi dilakukan melalui disertasi yang harus dipertahankan di hadapan dewan penguji.

Selain itu, jaringan dan peluang karier juga berbeda. Lulusan S2 umumnya beralih ke posisi yang lebih senior di industri, sedangkan lulusan S3 dominan bergerak di bidang akademik, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan di lembaga penelitian. 

Dengan memahami perbedaan sistem pembelajaran pascasarjana S2 dan S3, calon mahasiswa dapat memilih jalur yang paling sesuai dengan tujuan akademik dan karier mereka.

#Tag
Artikel Terkait
Mungkin Kamu Juga Suka
Rajakomen
Scroll Top