Masing-masing orang memiliki respons yang berbeda terhadap COVID-19, segera lakukan pencegahan dan pengobatan sebelum semuanya bertambah parah.
Sebagian besar orang yang terpapar virus ini akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa perlu dirawat di rumah sakit.
Namun sebaiknya anda perlu memperhatikan info tentang penularan virus corona atau covid 19 berikut ini.
Berikut penjelasan dokter spesialis terkait gejala-gejala yang mungkin tak anda sadari.
Tanda atau gejala seseorang terserang virus corona lebih pada menyerang di saluran pernapasan atas.
Dan yang sering dirasakan adalah sakit tenggorokan, batuk, flu dan kelelahan.
Menurut dokter spesialis paru, dr Sri Melati Munir Sp P(K) menyebutkan bahwa pada pada dasarnya tidak ada gejala yang berbeda saat terinfeksi Covid-19.
“Penularannya tidak membedakan anak-anak, dewasa tua, muda. Gejala mirip, semua sama. tidak ada pengaruh umur. Hanya saja pada anak-anak batuk lebih dominan dan lebih keras,” ungkapnya pada kanal YouTube Halo Awal Bros, Sabtu (12/2/2022).
Hal ini dikarenakan saluran pernapasan anak lebih kecil. Sehingga batuk akan terdengar khas sekali, yaitu kering dan kencang.
Sedangkan pada orang dewasa, memang ada gejala atau tanda batuk saat terinfeksi Omicron.
Tapi terkadang diikuti pula oleh gejala hidung tersumbat, mual, mutah, diare, demam dan rasa dingin.
“Dan ada juga hilang dari penciuman bisa. Ada hilang rasa. Sama seperti gejala Covid-19,” pungkasnya
Gejala atau Tanda Covid 19 Omicron
Dilansir kemkes.go.id, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat mengetahui ciri-ciri varian Omicron agar bisa melakukan pencegahan.
“Nanti kita akan melihat dalam waktu yang singkat kenaikan jumlah kasus yang cukup tinggi,” katanya dalam konferensi secara virtual, Kamis (27/1).
Ciri-ciri Omicron
Beberapa ciri varian Omicron yang sudah diketahui saat ini adalah tingkat penularan tinggi, tapi tingkat keparahannya rendah.
Virus COVID-19 varian omicron memiliki karakteristik tingkat penularan yang sangat cepat jika dibandingkan dengan varian Alpha, Betha, dan Delta.
Namun, tingkat perawatan di rumah sakit lebih rendah.
Sehingga pasien yang masuk ke rumah sakit lebih sedikit daripada pasien yang melaksanakan isolasi mandiri (Isoman).
Gejala Omicron
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/4641/2021 tentang Panduan Pelaksanaan Pemeriksaan, Pelacakan, Karantina dan Isolasi dalam Rangka Percepatan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 terdapat 5 derajat gejala COVID-19, antara lain:
1. Tanpa gejala/asimtomatis yaitu tidak ditemukan gejala klinis.
2. Gejala Ringan
Pada gejala ringan ditandai dengan pasien tanpa gejala atau tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia, frekuensi napas 12-20 kali per menit dan saturasi oksigen >95%.
Gejala umum yang muncul seperti demam, batuk, kelelahan, kehilangan nafsu makan, napas pendek, mialgia dan nyeri tulang.
Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, hilang penciuman (anosmia) atau hilang pengecapan (ageusia).
3. Gejala Sedang
Gejala sedang ditandai dengan keadaan klinis pneumonia seperti demam, batuk, sesak, napas cepat tanpa tanda pneumonia berat, dengan saturasi oksigen 93% .
4. Gejala Berat dengan tanda klinis pneumonia seperti demam, batuk, sesak, napas cepat, dan ditambah satu dari: frekuensi napas > 30 x/menit, distres pernapasan berat, atau saturasi oksigen
5. Kritis
Dalam keadaan kritis, pasien memiliki gejala gagal nafas, komplikasi infeksi, atau kegagalan multiorgan Dalam penanganan varian Omicron.
Rumah sakit diprioritaskan untuk pasien dengan gejala sedang, berat, kritis, dan membutuhkan oksigen.
Imbauan Isolasi Mandiri
Bagi pasien Isoman selama saturasi di atas 95% ke atas tidak perlu khawatir.
Apabila terdapat gejala seperti batuk, flu, demam segera konsultasi melalui telemedisin atau puskesmas setempat.
Bagi pasien positif Omicron tanpa gejala atau gejala ringan diimbau isolasi mandiri (Isoman) di rumah.
“Pasien yang masuk rumah sakit, 85% sudah sembuh, sedangkan yang kasusnya berat, kritis hingga membutuhkan oksigen sekitar 8%,” ucap dr.Nadia di lansir laman kemkes.go.id, Jumat (4/2/2022).
dr.Nadia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.
Masyarakat diimbau tetap waspada jangan sampai lengah.
Strategi Pemerintah
Strategi pemerintah dalam menghadapi gelombang Omicron ini sedikit berbeda dengan menghadapi gelombang Delta.
Gelombang Delta memiliki tingkat keparahan tinggi sehingga pemerintah harus mempersiapkan rumah sakit dengan banyak tempat tidur.
Sementara untuk varian Omicron, yang tinggi adalah penularannya tapi keparahannya rendah.
“Sebagian besar kasus Omicron adalah OTG atau asimtomatik atau gejala sakitnya ringan.”
Jadi hanya gejala pilek, batuk, atau demam yang sebenarnya bisa sembuh tanpa perlu dibawa ke rumah sakit,” ucap Menkes Budi.
Pemerintah menyiapkan tempat tidur perawatan di rumah sakit sebanyak 70.641. Kapasitas tempat tidur secara nasional berjumlah 120 ribu hingga 130 ribu.
5 Cara Meningkatkan Komentar di YouTube
by Admin 31 Jul 2024
Tips Mengelola Komunitas agar Tetap Solid
by Admin 29 Jul 2024
Guerilla Marketing Teknik Nyeleneh yang Justru Sering Viral
by Admin 21 Jun 2024