Akhir akhir ini sering muncul berita siswa yang terjatuh dari lantai 3 sekolah, baik itu SMP ataupun siswa SMA dan SMK. Belum ada keterangan jelas kenapa siswa dan siswi tersebut bisa terjatuh dari lantai 3 sekolah. Namun disini kita dapat menarik beberapa benang merah bahwa keselamatan siswa selama disekolah harus diperhatikan dengan baik, ditakutkan malah menyebabkan korban jiwa yang tidak diinginkan.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang seharusnya mengayomi putra putri peserta didiknya. Dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2015 dijelaskan bahwa sekolah haruslah menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi peserta didiknya. Lantas bagaimana jika istilah aman dan nyaman ini hilang karena beberapa faktor seperti lingkungan sekolah yang tidak terawat atau bahkan ada pembullyan yang berefek pada terjatuhnya siswa dari lantai atas sekolah? Ini yang jadi masalah utama sekolah untuk bisa menertibkan siswa dan siswinya dengan baik. Berikut juga ada beberapa faktor utama kenapa siswa banyak yang terjatuh dari lantai atas sekolah seperti :
Sekolah yang tidak memiliki fasilitas keselamatan yang memadai, seperti tangga yang aman dan pintu darurat, dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan jatuh. Tangga yang tidak memiliki pegangan tangan atau terlalu sempit dapat membuat siswa terjatuh. Pintu darurat yang sulit ditemukan atau tidak memiliki lebar yang cukup juga dapat menyebabkan siswa terjatuh saat berusaha keluar dari gedung dalam keadaan darurat.
Beberapa sekolah demi mengakali ruang belajar dengan sistem meningkatkan gedung atau bangunan sekolah demi mengakali lokasi atau tanah sekolah yang tidak terlalu luas. Ini memang tidak dibatasi undang undang tapi beberapa sekolah lupa akan melakukan perawatan rutin pada fasilitas fasilitas penghalang siswa agar siswa aman selama di sekolah terutama ketika mereka berada di lantai atas sekolah. Ini yang mengakibatkan banyak sekali siswa yang akhirnya harus terjatuh dari lantai 3 sekolah. Rata rata karena sekolah memang memandang sebelah mata perawatan fasilitas keamanan siswa dan siswinya.
Siswa juga dapat menjadi faktor penyebab kecelakaan jatuh. Siswa yang bermain di tangga, tidak berhati-hati saat naik atau turun tangga, atau membuka pintu darurat tanpa alasan dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan jatuh. Bermain di tangga dapat membuat siswa kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Tidak berhati-hati saat naik atau turun tangga dapat menyebabkan siswa tersandung atau terpeleset. Membuka pintu darurat tanpa alasan dapat menyebabkan siswa terjatuh saat tangga tidak dalam kondisi aman.
Beberapa sekolah mengakali ini dengan memasang CCTV di setiap sudut tangga, ini cukup efektif untuk langsung menegur siswa yang melakukan pelanggaran karena tidak disiplin. Tapi beberapa sekolah mengakali pegangan tangga dengan desain yang unik dimana beberapa siswa biasanya menggunakan pegangan tangga untuk seluncuran. Karena rata rata anak SD dan SMP masih menggunakan pegangan tangga untuk melakukan seluncuran dari lantai atas ke lantai bawah yang memang itu akan sangat berbahaya jika dilakukan.
Siswa yang mengalami gangguan mental, seperti depresi atau kecemasan, juga dapat lebih rentan mengalami kecelakaan jatuh. Siswa yang mengalami depresi atau kecemasan mungkin tidak memiliki konsentrasi yang baik dan lebih mungkin melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri, seperti melompat dari lantai 3 gedung sekolah. Memang ini terbilang sangat jarang apalagi di negara Indonesia seperti negara kita tapi di beberapa negara kasus seperti ini memang sering terjadi terutama pada siswa dan siswi yang sudah merasa tertekan dengan kehidupan dan tuntutan dari orang tua yang begitu tinggi.
Tindak kriminal, seperti didorong atau dilempar, juga dapat menyebabkan siswa jatuh dari lantai 3 sekolah. Tindak kriminal ini biasanya dilakukan oleh siswa lain atau oleh orang dewasa yang tidak dikenal. Tapi beberapa kasus di sekolah sekolah di Indonesia, tindakan kriminal ini kadang tidak dilakukan oleh orang luar tapi malah oleh orang terdekat atau oleh teman sejawat. Kenapa bisa demikian? Karena ada beberapa faktor seperti faktor usil, hingga faktor pembullyan yang berujung pada tindakan kriminalitas.
Ada banyak solusi yang bisa dilaksanakan sekolah untuk mencegah siswa agar bisa lebih aman dan nyaman berada di lingkungan sekolah seperti :
Sekolah harus menyediakan fasilitas keselamatan yang memadai, seperti tangga yang aman, pintu darurat, alarm kebakaran, APAR, dan pemadam kebakaran. Untuk kasus siswa yang terjatuh dari lantai tinggi juga sekolah bisa menambahkan beberapa hal seperti melakukan pencegahan dengan memasang CCTV di area yang rawan terjadi kecelakaan dan juga rutin mengecek fasilitas keselamatan siswa seperti pagar pembatas antara gedung sekolah dengan udara terbuka, jendela yang langsung menuju tembok yang tidak ada pembatas untuk bisa dijadikan jendela permanen atau minimal jendela yang hanya bisa dibuka sebagian sebagai ventilasi saja.
Sekolah harus memberikan pelatihan keselamatan kepada siswa. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa akan bahaya yang dapat terjadi di sekolah yang memiliki lantai yang tingkat. Edukasi secara langsung dapat menjadi pengingat pada siswa agar mereka bisa lebih memahami bahaya jika mereka bercanda dan main main di tempat yang memang dapat membahayakan seperti itu.
Siswa harus disiplin dalam mematuhi peraturan sekolah. Siswa harus mematuhi peraturan keselamatan, seperti tidak bermain di tangga, tidak membuka pintu darurat tanpa alasan, dan tidak merusak fasilitas keselamatan.
Dengan menerapkan hal-hal di atas, sekolah dapat membantu mencegah terjadinya kecelakaan jatuh dari lantai 3 sekolah.
Berita Terhangat Bendungan Bener
by Team 11 Feb 2022
